Muzayyin



Banyak kita temukan para  orang tua dari keluarga modern yang selalu mengatakan kepada putra atau putrinya  “nak lebih baik kamu sekolah di sekolah formal saja,biar nggak gaptek dan gampang cari kerjanya” , atau dari keluarga over-agamis yang selalu menasehati  anaknya untuk tidak sekalipun tersentuh dengan pendidikan formal  karna menganggap materi  yang diajarkan sangat tidak bermanfaat.




Muhammad Ilham Bayhaqi

Era Globalisasi merupakan era dimana kita hidup bagai tanpa dinding pembatas ruang dan waktu, sehingga dunia yang diciptakan oleh Allah luas dan besar, seakan kecil dan sempit bak dunia nirnyata.
Berangkat dari kenyataan diatas, jadilah persaingan didalam kehidupan semakin keras, karena musuh yang jauh menjadi sangat dekat dalam hidup kita. Sehingga tak heran pandangan dan paham Kapitalisme semakin menyebar ditengah-tengah kita, karena mereeka adalah musuh yang buas nan rakus yang ingin menjadikan kita sebagai pelayan mereka, dan mereka jadi penguasa tunggal di dunia ini dengan kekutan uang dan modal mereka.




Muhammad Khalid

Telah jauh lontaran pendapat para cendikiawan, yang mengatakan bahwa Islam akan menguasai dunia secara ter organizer dengan rapi. Tapi kenyataannya sampai saat ini islam dalam keadaan terpuruk dari segala bidang. Mengapa demikian..? perlu kita ketahui bahwasanya aspek-aspek yang yang ada didalam Undang-Undang Agama Islam sudah sedemikian rupa diatur secara prospektif. Baik yang telah terkaji dalam Al-qur’an maupun Sunnahnya, dari segi pendidikan, ekonomi, sosialisasi dan begitu pula dalam bidang politik, agama islam telah menyediakan langkah-langkahnya dan peraturan-peraturan yang sangat indah. Dengan adanya semua itu, umat islam masih merasa canggung dalam menjalankan metodelogi yang sudah matang tersebut.

Sudah menjadi suatu tradisi bagi Universitas Darussalam Gontor (UNIDA GONTOR) dalam mengutus delegasi untuk berbagai kegiatan perlombaan, khususnya dalam kompetisi bahasa Arab, kali ini pada acara Gebyar Bahasa Arab 2016 (GBA) yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Pendidikan Bahasa Arab IAIN Syekh Nurjati Cirebon berlangsung selama 5 hari sejak tanggal 04 – 08 April 2016.
Dengan mengirimkan 15 peserta dari berbagai cabang perlombaan yang meliputi: Insya’ Araby, Tafsir Puisi, Debat Bahasa Arab, Puisi, Media Pembelajaran Bahasa Arab, Pidato, Khot Kontemporer, Musabaqah Qira’atul Kutub (MQK) dan Pop Arab. Uniknya, tidaklah dari keseluruhan peserta berasal dari Program Studi Pendidikan Bahasa Arab (PBA) melainkan berasal dari berbagai macam program studi.
Kegiatan lomba yang berjalan selama 5 hari ini ternyata membuahkan hasil yang baik, berkat usaha yang dikerahkan serta senantiasa doa tidak putus-putus. Delegasi UNIDA Gontor meraih kemenangan di antaranya pada cabang lomba : Insya’ (Juara 1), Puisi (Juara 2), Khot Kontemporer (Juara 3), Pidato (Juara 1), Media Pembelajaran Bahasa Arab (Juara 1), Pop Arab (Juara 1). Kemenangan ini yang mengantarkan UNIDA Gontor meraih JUARA UMUM pada acara Gebyar Bahasa Arab 2016 di IAIN Syekh Nurjati Cirebon.
Semoga dengan hasil yang diraih tersebut, tidaklah membuat mahasiswa UNIDA Gontor merasa puas diri melainkan akan senantiasa membuat suatu kemajuan dari berbagai lini baik yang berhubungan dengan kegiatan akademik maupun non-akademik. Sehingga benar-benar dapat menjadi unsur yang mewujudkan “Universitas Islam yang bermutu dan berkualitas”.    
Sumber : http://unida.gontor.ac.id/2016/04/13/delegasi-unida-gontor-menjadi-juara-umum-pada-perlombaan-gebyar-bahasa-arab/

Ribuan warga Lumajang ikut Nunsatara Mengaji di Ponpes Bustanul Ulum Desa Krai Kecamatan Yosowilangun.

Thoriqul Haq Ketua Komisi C DPRD Jatim, Samsul Huda Ketua PC NU Lumajang, Anang A. Saifuddin ketua DPC PKB Lumajang dan sejumlah tokoh masyarakat hadir dalam kesempatan tersebut."Ini kebanggaan bagi kami, Bustanul Ulum jadi tempat Nusantara Mengaji, suata kehormatan dan kami mengucapkan terima kasih atas nama keluarga besar Bustanul Ulum," ujar KH. Samhan Baqhis, pengasuh PP Bustanul Ulum saat Sambutan, Minggu (08/05/2016).


Samsul Huda Ketua PC NU Lumajang dalamsambutannya memberikan apresiasi kepada PKB yang menjadi inisiator Nusantara Mengaji. Kegiatan khotmil Al-Qur'an yang dikemas dengan Nusantara Mengaji sejalan dengan program-program PC NU Lumajang."Kami memberikan apresiasi yang besar kepada PKB yang menjadi inisiator Nunsatara Mengaji untuk mendo'akan bangsa dan negara agar tetap jaya," terang Samsul Huda.Thoriqul Haq, menyatakan kegiatan Nusantara Mengaji digelar serentak seluruh Indonesia. 300 ribu orang mengaji ternyata melebihi target sampai 325 ribu orang, karena banyak sambutan antusias dari kader PKB, kader NU dan para simpatisan."Jumlah Nunsatara Mengaji melebihi target dari 300 ribu sampai 325 ribu. Ini adalah kegiatan untuk mendo'akan bangsa dan negera agar menjadi bangsa yang baldatun toyyibun warobbun ghofur," papar pria yang akrab disapa Cak Thoriq Cagceg itu.

Pesantren Tebuireng Jombang kerap kali menjadi tujuan kunjungan beberapa lembaga pendidikan dari penjuru Indonesia. Sabtu malam (07/05/2016) giliran Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Cilacap mengunjungi sekaligus menimba ilmu di pesantren yang diasuh KH. Salahuddin Wahid itu. Terdiri dari 175 siswa-siswi kelas dua beserta staf pengajar, rombongan tersebut tiba sekitar pukul 20.15 WIB. mereka langsung disambut dengan luar biasa oleh Kepala Pondok, H. Ainur Rofiq dan Kepala madrasah Mu’allimin, Ustdaz su’udi. Pertemuan tersebut dilaksanakan di gedung KH. M. Yusuf Hasyim lantai 3.
Drs. Faiz Al Hamidy, guru Bahasa Arab yang mewakili rombongan menuturkan bahwa Madrasah Aliyah Negeri Cilacap  merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang pertama kali berdiri di Cilacap dengan empat jurusan, IPA, IPS, Pengembangan Bahasa dan Keagamaan.
Dalam kesempatan ini, Mudir bidang Kepondokan, Bapak H. Lukman Hakim memberikan sambutan. “kalian harus mampu menjaga dan memberikan akhlaq yang baik terhadap masyarakat. Bagaimana tidak, kalian merupakan seorang pelajar yang menimba ilmu di Madrasah Aliyah yang notabene mempelajari pendidikan agama,” pesan beliau kepada siswa-siswi MAN Cilacap. Beliau juga, memberikan doa semoga apa yang telah didapatkan menjadi ilmu yang bermanfaat bagi diri sendiri dan masyarakat.
Salah satu siswi menanyakan tentang sistem pesantren dalam mengkaji tafsir. H. Ainur Rofiq menuturkan bahwa santri tebuireng dalam belajar tafsir memakai kitab tafsir ayatil ahkam, khususnya di Madrasah Mua’llimin dan Madrasah Aliyah.  Kemudian setiap malam kamis setiap santri wajib untuk mengikuti pengajian tafsir Jalalain di serambi masjid yang diampu oleh KH. Musta’in Syafi’i.
“Acara ini adalah agenda tahunan yang diadakan Madrasah Aliyah Negeri Cilacap. Sebelum ke Tebuireng, kami mengunjungi beberapa tempat wisata alam, yakni dataran tinggi bromo dan kota batu Malang,” ucap Bapak Aan Anshori (33), salah satu guru. Beliau merasa senang dapat menimba ilmu dan bersilaturahmi ke Tebuireng walaupun hanya 1,5 jam. “Semoga anak-anak dapat termotivasi dalam belajar mendalami keagamaan,” tambahnya.
Sebelum acara diakhiri, ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh Ustadz Su’udi. Setelah mengunjungi Pesantren Tebuireng dan berziaroh ke makam Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari, KH. Abdurrahman Wahid, dan Masyayikh tebuireng lainnya, rombongan melanjutkan perjalanan pulang menuju Kota Cilacap.
Sumber : 

Pertanyaan semacam ini sangatlah familiar di telinga masyarakat kita akhir-akhir ini. Haruskah seorang wanita menjalani wanita karir atau cukupkah seorang istri itu melaksanakan tugas utamanya dalam rumah tangganya sebagai penjaga rumah suami, penjaga harta suami, pendidik anak-anak serta merawatnya, dan menyiapkan kebutuhan suaminya baik di rumah, ketika akan berangkat atau sepulang suaminya dari kerja.
Sesungguhnya Allah menciptakan manusia yang terdiri dari kalangan wanita dan pria. Dan masing-masing Allah menciptakan tugas-tugas yang sesuai dengan kepribadiannya. Maka di dalam Al-Qur’an Allah mensifatkan para wanita selalu berada di dalam rumah. Yaitu firman Allah yang artinya:
“Dan hendaknya kalian berdiam dalam rumah dan janganlah kalian keluar dengan menampakkan aurotmu sebagaimana wanita pada zaman jahiliyah dahulu dan laksanakanlah sholat”.
Maka jika dicermati dari ayat tersebut wanita itu identik dengan pekerjaan rumah. Dan itulah kodrat para wanita. Jangan anggap bahwasanya pekerjaan rumah itu adalah pekerjaan yang sangat enteng. Tentunya itu adalah pekerjaan yang sangat berat. Mulai dari tugas membersihkan, merapikan dan merawat rumah serta segala perkakasnya. Lebih-lebih di dalam mendidik anak-anak, yang semuanya itu dibebankan dan menjadi tugas bagi seorang istri atau seorang ibu. Sehingga pantas jika para ulama’ mengatakan:
“Ibu itu adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya”.
Belum lagi seorang istri harus sibuk menyiapkan segala sesuatu yang menjadi kebutuhan suami ketika dia akan berangkat kerja. Begitu pula dia akan sibuk ketika menyambut suami tatkala pulang kerja. Dari mulai menyiapkan teh atau kopinya, lalu makanannya, sampai urusan-urusan yang berkaitan dengan hubungan suami istri yang semuanya itu membutuhkan kepada persiapan dan perencanaan.
Disinilah dapat kita bayangkan jika seumpama seorang istri kemudian juga sibuk bekerja di luar rumah. Maka siapakah yang akan merapikan rumahnya? Siapakah yang akan mendidik anak-anaknya? Dan siapa yang akan menyiapkan segala sesuatu yang menjadi kebutuhan suami sebelum dan sesudah pulang kerja?. Seharusnya pertanyaan-pertanyaan inilah yang harus dijawab oleh mereka yang menganut bahwasanya wanita bebas untuk berkarir.
Maka di sini saya katakan bahwasanya agama islam sama sekali tidak melarang para wanita untuk bekerja atau berkarir di luar rumah, asalkan dia benar-benar bisa melaksanakan pekerjaan rumahnya sebagai seorang istri terhadap suaminya, sebagai seorang ibu terhadap anak-anaknya dan juga sebagai penjaga harta dan rumah dari pada suaminya. Karena itulah fungsi dari pada istri yang sesungguhnya.
Kemudian, marilah sama-sama kita renungkan, bagaimana kiranya ketika seorang istri baru pulang kerja bertepatan dengan pulangnya suami dari kerjanya. Disaat itulah sang suami meminta seorang istri membuatkan teh atau kopi, sedangkan si istri pada waktu itu dalam keadaan keletihan dan lelah karena baru pulang dari kerja. Sehingga jika seorang istri kemudian menolak membuatkan teh atau kopi untuk suaminya, hal itu akan menimbulkan konflik atau sebuah perselisihan antara keduanya. Itu baru contoh yang kecil, lalu bagaimana dengan yang lainnya, misalnya seorang suami meminta kepada istrinya untuk berhubungan intim disaat istri kelelahan karena baru pulang dari kerja dengan alasan itu istri menolaknya, akibatnya istri akan mendapatkan dosa besar. Sementara suami tidak akan terlampiaskan keinginannya. Dan itu menyebabkan suatu bahaya besar yang berhubungan dengan naluri kelelakiannya. Oleh karena itu, di sini dijelaskan bahwasanya agama islam tidak melarang seorang istri bekerja atau berkarir di luar rumah, asalkan dia tidak meninggalkan kewajibannya yaitu tugas-tugasnya sebagai sebagai istri terhadap suaminya dan sebagai seorang ibu kepada anak-anaknya. Jika dia dapat melakukannya maka hal itu tidak dilarang oleh agama islam.
Kesimpulannya seorang istri tidak dilarang untuk menjadi wanita karir atau berkarir di luar rumah asalkan memenuhi syarat-syarat dibawah ini:
1. Dia telah mendapatkan izin dari suami jika telah bersuami, atau dari walinya jika belum bersuami dan harom hukumnya bagi wanita jika tidak mendapatkan restu atau izin dari suami atau walinya.
2. Hendaknya pekerjaan yang dia kerjakan merupakan sebuah pekerjaan yang cocok dengan kewanitaannya.
3. Pekerjaannya tidak menghalanginya untuk melaksanakan kewajibannya sebagai seorang istri terhadap suaminya dan sebagai seorang ibu terhadap anak-anaknya. Maka jika pekerjaan di luar rumah menghalangi atau akan menyebabkan kelalaian atau keteledoran terhadap dua pekerjaan tersebut. Hukumnya dia telah berdosa dengan karirnya itu.
4. Pekerjaan yang dilaksanakannya tidak terjadi campur baur antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahrom dan harom hukumnya seorang wanita yang berkarir yang menyebabkan dia harus bercampur dengan laki-laki yang bukan mahrom. Karena hal itu bertentangan dengan hukum islam.
5. Pekerjaan tersebut tidak menyebabkannya melakukan hal-hal yang dilarang oleh agama. Misalnya dengan menampakkan auratnya dengan memakai pakaian-pakaian yang tidak islami, atau tidak memakai kerudung, atau meninggalkan sholat 5 waktu dan jika ini terjadi, maka harom bagi wanita tersebut berkarir di luar rumah.
6. Pekerjaan yang dilakukan oleh wanita karir itu telah diiringi dengan ketaqwaan kepada Allah sehingga yang mendorongnya untuk bekerja serta bagaimana dia bekerja dan dalam lingkungan apa, semua berdasarkan pada syariat agama islam yang mengaturnya. Adapun jika terdapat seorang wanita yang kurang ketaqwaannya terhadap Allah jika dia menjadi wanita karir, dia akan meninggalkan dan menanggalkan syariat islam berkaitan dengan apapun maka harom baginya berkarir dalam keadaan semacam itu.
Perlu diketahui, bahwasanya syarat-syarat tersebut di atas disyariatkan ketika wanita akan berkarir, tujuannya adalah untuk membatasi para wanita melaksanakan sesuatu yang bukan kewajibannya. Karena hukum asalnya seorang wanita bekerja di luar rumah adalah tidak wajib akan tetapi hanya mubah. Karena kewajiban dalam mencari nafkah dalam islam adalah kewajiban dari seorang suami. Dan ini merupakan apresiasi dan kemuliaan yang diberikan oleh islam kepada para wanita dengan mendudukkan para wanita hanya di rumah bagaikan para ratu dalam singgasananya dan hanya mengurusi anak-anaknya. Sedangkan hal yang berkaitan dengan keperluannya menjadi tanggungan suami dan bukan menjadi tanggung jawab bersama. Itulah kebijakan agama islam yang sangat bijak kepada para pemeluknya. Adapun contoh-contoh pekerjaan yang pantas dilakukan para wanita di luar rumah adalah sebagai berikut:
1. Menjadi dokter yang berkaitan dengan kewanitaan. Seperti dokter rahim atau bidan, dokter spesialis kandungan dan kemaluan, dokter spesialis penyakit dalam dan sebagainya yang seharusnya ini banyak dari kalangan wanita. Yang pada zaman ini justru lebih banyak menjadi profesi dari kalangan laki-laki.
2. Juru dakwah untuk berseru menuju jalan Allah dan melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar dengan menjadi seorang ustadzah dan da’iyah. Dan ini juga sedikit kita temukan pada zaman ini. Yang lebih banyak adalah para ustadz dan para da’saw. sedangkan para ustadzah dan para da’iyah jarang sekali.
3. Seorang pengajar yang khusus untuk murid-murid perempuan.
4. Pekerjaan-pekerjaan sosial yang membantu masyarakat umum, baik ketika tertimpa musibah bencana yang komplek ataupun yang lainnya seperti dapur umum ataupun yang berkaitan dengan perawatan, dan sebagainya.
5. Perkantoran yang khusus untuk perempuan.
6. Salon yang khusus untuk wanita.
7. Semua pekerjaan yang tidak terkait dengan laki-laki atau yang khusus untuk perempuan.
Yang semacam ini contoh-contoh pekerjaan-pekerjaan dari para wanita di luar rumah. Adapun jika karirnya dilakukan dalam rumah maka tidak terbatas. Boleh dia membantu suaminya, atau berdikari sendiri di dalam rumahnya dengan tanpa batasan-batasan berkaitan dengan pekerjaan apapun.


Penulis adalah Al-Habib Segaf Baharun, M.HI (Rektor  INI DALWA, Bangil, Pasuruan)
Sumber : http://alhabibsegafbaharun.com/haruskah-seorang-istri-menjadi-wanita-karir/


Untuk mengisi hari libur ditengah jeda ikhtibar, Pengurus Ma’had dan Institut Agama Islam Darullughah Wadda’wah mengadakan acara bertajuk “Pekan Ilmiah Mahasiswa Santri” selama 4 hari, yang bertujuan selain untuk mengisi waktu luang juga untuk menambah pengetahuan serta wawasan para Santri dan Mahasiswa.


Alhamdulillah INSUD Lamongan telah selesai mengadakan acara Festival Bahasa Arab INSUD Lamongan 2016, acara ini dilaksanakan oleh Prodi Pendidikan Bahasa Arab yang diikuti oleh SMA/MA sederajat se-Kabupaten Lamongan, Gresik, Tuban dan Bojonegoro. Berikut nama-nama yang menjuarai festival tersebut :
  • Juara Khithobah:
  1. Ahmad Rifa"i (MAN Tuban)
  2. Zahro Nur Amalia (MA Al-Fatimah Bojonegoro)
  3. Chuzaimatus Sa"adah (PP. Matholiul Anwar Lamongan)
  • Juara Imathoh
  1. Abid Amrullah (PP. Tanwirul Qulub Lamongan)
  2. Nur Aniza (MA Ihyaul Ulum Gresik)
  3. Anita Putri Utami (MA Darul Ma"arif Lamongan)
  • Juara Taqdhimul Qisshoh :
  1. Ardis Ardianto Siswo (PP. Matholiul Anwar Lamongan)
  2. Islamiatur Rohmah (MA Matholiul Anwar Lamongan)
  3. Nisaul Mubarokah (MA Al Azhar Gresik)
Selamat kepada para peserta yang mendapatkan predikat peserta terbaik. semoga ilmu anda manfaat dan barokah. Amin...

Sumber : http://insud.ac.id/berita-289-pengumuman-hasil-festival-bahasa-arab-insud-lamongan-tahun-2016.html

Pada 29 April hingga 1 Mei yang lalu, telah diadakan Muktamar Halaqoh BEM Pesantren se-Indonesia di Universitas Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur. Dihadiri oleh 34 BEM perguruan Tinggi Pesantren se-Indonesia, agenda muktamar yang dipanitiai tim dari Dewan Mahasiswa UNIDA Gontor berjalan dengan lancar dan sukses. 
Dari BEM Perguruan Tinggi Pesantren se-Indonesia tercatat dua dari Kalimantan, empat dari Jawa Tengah, dua dari Jawa Barat, dan satu dari Sumbawa.  Ini merupakan lompatan yang besar dari Halaqoh BEM Pesantren meskipun masih berusia amat belia. 
 
Pada Muktamar kali ini Halaqoh BEM Pesantren memperluas jangkauan dan taraf dari yang sebelumnya regional menjadi nasional. 
 
Rangkaian acara dibuka dengan sambutan dari Rektor Universitas Darussalam Gontor Prof. Dr. Amal Fathullah Zarkasyi dan penyampaian pesan dan nasehat dari Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor, KH. Hasan Abdullah Sahal berjudul “Mahasiswa Santri sebagai Ujung Tombak Peradaban Islam”. 
 
 
Selain diisi dengan sidang-sidang yang terlaksana dengan sangat khidmat khas santri, rangkaian acara diisi pula dengan seminar pemikiran Islam oleh Adian Husaini berjudul “Tantangan Pemikiran Islam”, Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi berjudul “Membangun Peradaban Islam”, dan Dr. Dihyatun Masqon berjudul “Mengenal Gontor”. 
 
Forum Sharing dimana wakil dari lima BEM Perguruan Tinggi Pesantren mempresentasikan kondisi dan kegiatan kampusnya masing-masing di depan seluruh peserta dan juga mahasiswa UNIDA Gontor diletakkan di pertengahan muktamar. Hal ini ditujukan untuk menstimulus diskusi mengenai tema yang sama antarpeserta Muktamar sehingga bisa saling mengembangkan kampusnya masing-masing.  
 
Selepas shubuh sepanjang hari-hari Muktamar, Dr. Kholid Muslih mengisi kajian kecil bagi para peserta ikhwan, sementara kajian bagi peserta akhwat diisi oleh Ustadzah Neneng Uswatun Hasanah dan Dr. Rosyda Diana. 
 
Hari terakhir Muktamar diisi dengan kunjungan ke area Pondok Modern Darussalam Gontor dan ziarah ke Pondok Tegalsari Ponorogo. Acarapun ditutup dengan pembacaan 11 rekomendasi Muktamar Halaqoh BEM Pesantren se-Indonesia dan sambutan dari Wakil Rektor Dua Universitas Darussalam Gontor, Dr. Setiawan bin Lahuri.
11 Butir rekomendasi Muktamar Halaqoh BEM Pesantren se-Indonesia 2016 ialah sebagai berikut; (1) Bertekad menghidupkan dan mengutamakan pengembangan diri dengan Ilmu dan Akhlaq, (2) Mendorong pemerintah untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap Pendidikan yang berbasis akhlaqul karimah terutama Pendidikan pesantren. (3) Siap mengabdikan diri sepenuhnya bagi agama, nusa dan bangsa (Hubbul Waton  Minal Iman), (4) Menolak setiap pemimpin yang dzalim, arogan, serta tidak mengakomodir kepentingan ummat Islam, dan (5) Siap menjadi garda terdepan Indonesia dalam memanfaatkan bonus demografi Indonesia.
 
Selanjutnya,  (6) Mendukung upaya pemerintah dalam menanggulangi penyalahgunaan NARKOTIKA dan peredarannya, (7) Menolak faham-faham yang tidak sesuai dengan al-Qur’an dan al-Hadist, (8) Menolak LGBT beserta seluruh usaha dalam mengkampanyekannya, (9) Menolak faham komunisme dan seluruh usaha untuk menghidupkannya kembali di Indonesia, (10) Menolak usaha memecah belah umat Islam dalam bentuk apapun, (11) Islam bukan teroris, teroris bukan Islam.
Seusai acara, disepakati pula penyelenggaraan Silaturami Nasional pada beberapa bulan mendatang yang rencananya akan bertempat di STIU Al-Hikmah Darul Qur’an Bogor. Para peserta pun bersalaman wujud persahabatan yang terpupuk amat erat serta semangat bersama meninggikan nilai-nilai pesantren.
 
Rep: Usamah Rahman
Sumber :  http://www.suara-islam.com/read/index/18099/Nafas-Baru-Kaum-Santri



    Beberapa hari menjelang ujian akhir tahun ajaran 1437 H, ponpes Darullughah Wadda’wah menerima kunjungan istimewa siang ini, 28 April 2016. Kehadiran al Habib Umar bin Zain bin Ibrahim bin Smith yang pertama kali ini membawa hawa yang istimewa dari kota yang mulia, Madinah al Munawwarah.

        Dibuka dengan sambutan dari salah satu staf pengajar ponpes Dalwa, al Ustadz Makki Lazuardi, Lc, M.Pdi dan Mudirul Ma’had al Habib Ali Zainal Abidin bin Hasan Baharun, acara dilanjutkan dengan tausiyah dan maw’idhah hasanah dari sang tamu.

        Beliau merasa mulia, dapat hadir di pondok Dalwa yang sudah tak asing lagi di kalangan ulama’ Hadramaut akan keharuman dan keindahan namanya di balik keikhlasan sang muassis, al Habib Hasan bin Ahmad Baharun. Pondok pesantren ini akan terus maju dan berpengaruh, berkat kebersihan hati dan ketulusan jiwa dari ahlul bait.

       Selain itu, beliau juga memberi beberapa amalan untuk para santri dalam belajar dan menghadapi ujian.  Di antaranya adalah memperbanyak dzikir:

"اللهم إنّي قد استودعتك ما علّمتنيه, فاردده إليّ وقت حاجتي إليه, و لا تنسني برحمتك يا أرحم الراحمين"

“Ya Allah, sesungguhnya aku telah menitipkan kepada-Mu segala Sesuatu yang telah Engkau ajarkan padaku. Maka kembalikan(ingatkan)lah padaku saat aku membutuhkannya, dan jangan Engkau buat diriku lupa dengan rahmat-Mu, Ya  Arhamar Rahimin.”



sumber : http://www.albashiroh.net/2016/04/kunjungan-putra-al-faqih-al-habib-zain.html (media Da'wah Ponpes Darullughah Wadda'wah)

Kamis (05/05) Pesantren Tebuireng mengadakan acara peringatan Hari Besar Islam Isro’ Mi’roj. Acara yang diselenggarakan oleh pengurus dan aliansi semua Organisasi Daerah (ORDA) itu dilaksanakan di Halaman Utama Pesantren Tebuireng atau depan Gedung KH. M. Yusuf Hasyim malam tadi. Sekitar pukul 20.00 WIB seusai pelaksanaan Shalat Isya di masjid, semua santri di arahkan untuk langsung menempati tempat acara.
Grup banjari Kubah Ireng tampil sebagai pengisi pra acara, dilanjutkan dengan pembacaan tahlil yang dipimpin oleh Ustadz Agus Maulana. Masuk pada acara inti diawali dengan lantunan ayat suci Al-Qur’an oleh Ahmad Diba.
“Acara semacam ini adalah kerjasama dari semua ORDA dan pengurus, peran ORDA di sini sebagai pelaksana dan wadah pengetahuan organisasi bagi santri,” tutur penasehat ORDA Ustadz Rusman Fauzin dalam sambutannya. Beliau juga menambahkan bahwa nyantri di Pesantren Tebuireng minimal ditempuh selama tiga tahun. “Karamah Kiai Hasyim hanya bisa dirasakan ketika santri sudah lulus mondok,” tambahnya.
Kepala Pondok Pesantren Tebuireng, Ustadz H. Ahmad Ainur Rofiq menganjurkan santri agar berperan aktif dalam organisasi baik dalam lingkup daerah maupun wisma, sebagai sarana dan bekal terjun di masyarakat nanti. Karena dengan berorganisasi memberikan pembelajaran mengenai arti sebuah kebersamaan, toleransi, komitmen, dan menejemen.
Mewakili Pengasuh, Mudir Bidang Kepondokan, H. Lukman Hakim. B.A., mendoakan para santri bisa mendapatkan barakah ilmu dari Mbah Hasyim disamping lulus dalam ujian nasional. Pasalnya, menurut beliau, barakah adalah kekuatan khusus yang susah dicari di tempat lain, selain di pesantren.
Mauidhoh hasanah disampaikan oleh KH. Abdul Nasir Badrus. Beliau adalah alumni Pesantren Tebuireng. “Yang perlu diperhatikan dari peristiwa Isra’ Mi’raj adalah hati yang bersih dan niat yang tulus. Jadi santri berangkat dari rumah menuju pesantren harus punya niat yang baik mencari ilmu,” tutur beliau mengawali nasehat. Beliau menuturkan bahwa simbol-simbol dalam agama tidak serta merta menjadikan santri hebat dan berbangga. Namun, yang terpenting adalah sikap dan ikatan batin santri kepada para guru. (Sutan/Abror)

Sumber :  http://tebuireng.org/peringatan-isra-miraj-memahami-arti-santri-dalam-mencari-ilmu/
Jika sang suami menthalaq isterinya dan dia sudah mem-punyai anak dari isteri itu maka hak mengasuh anak tersebut ada pada isteri, dia yang lebih berhak untuk mengasuh anak. Sehingga si anak sampai ke batas tamyiz (bisa makan sendiri, minum dan bisa cebok sendiri). Biasanya berumur 7 tahun, dan nafkah selama itu menjadi tanggung jawab suami. Lalu setelah mencapai umur tersebut diberi pilihan antara tinggal bersama ayah atau ibunya. Jika dia memilih ayahnya maka sang suami tidak boleh mencegah isterinya untuk mengunjungi anaknya. Jika memilih ibunya, maka di siang hari dia serahkan kepada ayahnya guna mengajarinya dan mendidiknya. Dan jika salah satu dari keduanya sudah meninggal, maka yang paling berhak di dalam mengasuh anak tersebut adalah orang-orang di bawah ini secara berurutan:
  1. Ibu kandungnya
  2. Nenek dari ibunya
  3. Ayahnya
  4. Nenek dari ayahnya
  5. Saudaranya-saudaranya yang perempuan lebih berhak dari laki-laki dan yang kandung lebih berhak dari yang tiri.
  6. Bibi dari ibunya.
  7. Anak perempuan dari saudaranya
  8. Bibi dari ayahnya
  9. Anak bibi
Penulis adalah Rektor INI DALWA, Bangil, Pasuruan
Tulisan diambil dari website pribadi beliau http://alhabibsegafbaharun.com



Ust.Segaf Baharun, M.HI
Kemungkinan Dua Kali Haid dalam Satu Bulan
Perlu juga kiranya membahas akan kemungkinan haid dalam satu bulan, karena dalam hal ini banyak orang salah pengertian. Pertama, yang perlu diketahui adalah paling singkatnya masa suci adalah 15 hari 15 malam dan paling lamanya masa haid adalah 15 hari 15 malam. Jadi seumpama antara dua darah dipisahkan oleh masa 15 hari maka darah yang kedua dihukumi darah haid jika memenuhi syarat. Atau dihukumi darah istihadlah jika tidak memenuhi syarat dan jika dipisahkan oleh masa kurang 15 hari maka darah yang keluar dihukumi darah istihadlah.
Untuk lebih jelasnya dapat Iihat pada contoh di bawah ini:
  1. Dalam contoh (a) terlihat bahwa seorang wanita mengeluarkan darah dari tanggal 1 sampai 3, lalu keluar lagi dari tanggal 13 sampai 15. Maka semuanya dihukumi darah haid baik hari-hari yang ada darah maupun yang tidak ada darah. Karena jika kita hitung dari tanggal 1 sampai 15 tidak lebih dari masa paling banyaknya haid (15 hari 15 malam). Seperti contoh ini apabila terjadi pada bulan Ramadlan maka dia wajib mengqadla’ puasanya yaitu 15 hari. Karena pada masa itu dihukumi masa haid. Walaupun dia berpuasa pada hari-hari yang kosong dari darah. Karena berpuasa tidak sah pada masa haid.
  2. Dalam contoh (b) terlihat seorang wanita mengeluarkan darah mulai tanggal 1 sampai 3, lalu keluar lagi pada tanggal 16 sampai 18 maka darah yang pertama (1-3) dihukumi darah haid, sedangkan darah yang kedua dihukumi darah istihadlah karena antara dua darah tidak dipisahkan oleh masa 15 hari, dan darah yang kedua tidak terjadi dalam masa haid yaitu 15 hari pertama.
  3. Dalam contoh (c) terlihat seorang wanita mengeluarkan darah mulai tanggal 1 – 7, lalu keluar lagi 17-21, maka darah yang pertama (1-7) dihukumi darah haid, sedangkan darah yang kedua (17 – 21) dihukumi darah istihadlah, karena antara kedua darah tidak dipisahkan oleh masa 15 hari.
  4. Dalam contoh (d) terlihat, seorang wanita mengeluarkan darah dari tanggal 1-5, lalu keluar lagi tanggal 21 – 25, maka darah yang pertama (1 – 5) dan darah yang kedua (21 – 25) sama-sama dihukumi darah haid karena keduanya dipisahkan oleh masa 15 hari. Dan bagi wanita itu dari tang­gal 6 – 21 adalah masa sucinya, maka dia wajib shalat, puasa dan hal-hal yang diwajibkan atas wanita yang suci.
  5. Dalam contoh (e) terlihat, bahwa seorang wanita menge­luarkan darah dari tanggal 1 – 6 dan keluar lagi tanggal 19 -22, maka kalau terjadi hal seperti ini, darah yang kedua mulai tanggal 19 sampai 21 dihukumi darah istihadlah, karena kedua darah itu belum dipisahkan oleh masa 15 hari. Sedangkan darah pada tanggal 22 dihukumi darah haid karena antara tanggal 6-22 dipisahkan oleh masa 15 hari dan memenuhi syarat untuk menjadi darag haid.
  6. Dalam contoh (f) terlihat bahwa seorang wanita mengeluarkan darah mulai tanggal 1 – 5 lalu keluar lagi pada tanggal 16-30 maka darah yang pertama (1-5) dihukumi darah haid. Sedangkan darah yang kedua (16 – 30) dihukumi darah istihadlah, karena tidak memenuhi syarat untuk menjadi darah haid yaitu jumlahnya lebih dari 15 hari 15 malam dan darah tidak berubah menjadi darah yang lebih kuat.
  7. Dalam contoh (g) terlihat seorang wanita mengeluarkan darah dari tanggal 1 – 5 dan pada tanggal 21 keluar lagi tetapi hanya setengah hari, maka darah yang kedua kita hukumi darah istihadlah karena tidak memenuhi syarat menjadi darah haid (tidak kurang dari sehari semalam).
Penulis adalah Rektor INI DALWA, Bangil, Pasuruan
Tulisan diambil dari website pribadi beliau http://alhabibsegafbaharun.com

Kami Halaqoh BEM Pesantren se-Indonesia menyatakan:
1. Bertekad menghidupkan dan mengutamakan pengembangan diri dengan ilmu dan akhlaq.
2. Mendorong pemerintah untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap pendidikan yang berbasis akhlaqul karimah terutama pendidikan pesantren.
3. Siap mengabdikan diri sepenuhnya bagi agama, nusa, dan bangsa. (Hubbul wathon minal Iman)
4. Menolak setiap pemimpin yang dzalim, arogan, serta tidak mengakomodir kepentingan ummat islam.
5. Siap menjadi garda terdepan dalam memanfaatkan bonus demografi Indonesia.
6. Mendukung upaya pemerintah dalam menanggulangi penyalahgunaan narkotika dan peredarannya.
7. Menolak faham-faham yang tidak sesuai dengan Al-Qur'an dan Al-Hadist.
8. Menolak LGBT beserta seluruh usaha dalam mengkampanyekannya.
9. Menolak faham komunisme dan seluruh usaha untuk menghidupkannya kembali.
10. Menolak usaha memecah belah ummat islam dalam bentuk apapun.
11. Islam bukan teroris, teroris bukan islam. 


Muktamar Halaqoh BEM Pesantren se-Indonesia
Universitas Darussalam Gontor, 29 April - 1 Mei 2016

1. Seminar Pemikiran Islam [Sesi 1]
Pembicara : Al-Ustadz Adian Husaini, M.A.
Tema : Tantangan Pemikiran Islam 
Waktu : Jumat, 29 April 2016 pukul 09.00-selesai*
2. Pembukaan Muktamar dan Nasihat dari Pimpinan Pondok
Pembicara : Al-Ustadz Hasan Abdullah Sahal
Tema : Mahasiswa Santri sebagai Ujung Tombak Peradaban Islam
Waktu : Jum'at, 29 April 2016 pukul 20.00-selesai**
3. Seminar Pemikiran Islam [Sesi 2]
Pembicara : Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi, M.A, M.Phil, Ph.D.
Tema :Membangun Peradaban Islam
Waktu :Sabtu, 30 April 2016 pukul 09.00-selesai*
4. Forum Sharing
Pembicara : Wakil dari BEM 5 Universitas Terpilih
Tema : Universitas Pesantren-ku
Waktu : Sabtu, 30 April 2016 pukul 20.00 - selesai**
5. Penutupan Muktamar Halaqoh BEM pesantren dan Pelantikan Pengurus
Waktu : Ahad, 1 Mei 2016 pukul 20.00 - selesai**
*Terbuka untuk umum
**Terbuka untuk para undangan dan diwajibkan kepada mahasiswa UNIDA Gontor
Nb. Seluruh Acara diadakan di Meeting Hall Lt. 4 Gedung Terpadu UNIDA Gontor
                 Di akhir bulan april, tepatnya pada tanggal 20 Rajab 1437 seluruh mata dan langkah mulai merapat ke Universitas Darusalam (UNIDA) Gontor, Ponorogo, ditempat inilah sluruh Kampus yang berafiliasi dengan Pesantren dari seluruh Indonesia akan berkumpul untuk acara Mu’tamar Halaqah BEM Pesantren Se-Indonesia.


            Ketika kita melihat di sekitar kita, betapa menurunnya intergritas kaum muda di era ini. Mengapa tidak? Faktanya, kaum muda yang seharusnya menjadi pelopor kebanggaan bangsa malah menjadi sebaliknya telah memalukan bangsa yang berstatus sebagai negara islam. Dan ini semakin meningkat hari demi hari.




“Aku bukan nasionalis, bukan katolik, bukan sosialis. Aku bukan buddha, bukan protestan, bukan westernis. Aku bukan komunis. Aku bukan humanis. Aku adalah semuanya. Mudah-mudahan inilah yang disebut MUSLIM. Aku ingin orang menilai dan memandangku sebagai suatu kemutlakan (absolute entity) tanpa menghubung-hubungkan dari kelompok mana saya termasuk serta dari aliran apa saya berangkat. Memahami manusia sebagai manusia” (Catatan Harian 9 Oktober 1969)