Ketika kita
melihat di sekitar kita, betapa menurunnya intergritas kaum muda di era ini.
Mengapa tidak? Faktanya, kaum muda yang seharusnya menjadi pelopor kebanggaan
bangsa malah menjadi sebaliknya telah memalukan bangsa yang berstatus sebagai negara
islam. Dan ini semakin
meningkat hari
demi hari.
Hancurnya nilai-nilai kaum muda ini
diantaranya seperti, kurangnya kesadaran pada pendidikan, kemajuan dirinya
sendiri, berbuat sesuka hati tanpa memperhatikan nilai dan norma-norma yang ada
baik itu norma sosial maupun norma agama. Dan masih bnyak lagi oknum-oknum
lainnya oleh kaum muda bangsa ini.
Dengan
adanya fakta seperti ini, tentunya menimbulkan tanda tanya besar bahwa ini
adalah salah siapa ?
- -
Orang
tua, orang tua mempunyai tanggung jawab dan kewajiban penuh terhadap
putra-putrinya. Bagaimana bisa memberikan contoh dan penjelasan yang real
kepada anaknya serta menjaga dari nilai-nilai negatif yang berupaya menyerang
dan merasukinya. Ketika orang tua sibuk dengan pekerjaan, urusan bisnis dan
lain sebagainya hingga lupa atas anak dan keluarganya, maka, sang anak pun
cdenderung berbuat sesuka hatinya tanpa ada larangan dan perhatian dari orang
tuanya. Maka, perhatian sang ibu bapak adalah sebagai pedang meluruskan ke
nilai-nilai positif.
-
- Lingkungan
sekitar, lingkungan juga sangat mempengaruhi seseorang dan menjalani kehidupan
yang bertatanan norma-norma. Lingkungan yang gobrok, teman pergaulan yang
tingkah lakunya tidak etis yang kemudian menjadi fashion seorang pemuda untuk
mengikuti itu. Maka, berhati-hatilah memilih dan memilah lingkungan dan teman
dekat.
- -
Media
internet, racun terampuh musuh-musuh islam telah semakin maju beriringnya
majunya dunia IT ( ilmu teknologi), dan inilah yang telah dirasuki oleh kaum
muda-mudi di era ini. Mengapa tidak? Kita lihat, dangan adanya facebook,
twitter, youtube, instragram, dan berbagai macam aplikasi android lainnya yang
membuat kaum muda bangsa ini lebih cenderung membawa handphone kemanapun mereka
pergi dibandingkan dengan membawa buku dan alquran. Bahkan ketika seorang
pemuda mengatakan “ aku rasanya
kehilangan segala-galanya kalau gak ada handphone ”. kita bisa bayangkan
betapa mirisnya pemikiran yang dialami oleh kaum muda bangsa seperti itu, dan
ini sering terucap dikalangan kita, bahkan mungkin kita tidak sadari perbuatan
kita ada sperti itu juga tanpa mengucapkannya.
Maka
dari media-media inilah yang dapat mengundang berbagai kriminalitas lainnya,
seperti, bisnis online obat-obatan terlarang, dan bisnis penjualan film-film
pornografi.
Maka dalam
pengunaan media internet, kita perlu batasan. Nah, sebagai orang tua yang
mempunyai kebijakan penuh terhadap anaknya harus meberikan batasan terhadap
penggunaan media internet.
Sehingga, idealnya,
sebagai orang tua maka seharusnya memayungi anak-naknya dari berbagai hujan
peluru negatif dari kaum musuh-musuh islam ini baik itu dari sisi luar maupun
dari dalam. Orang tua bisa memilih lingkungan yang kondusif terhadap pendidikan
serta nilai kepribadian anaknya. Hal ini dapat mencegah dari berberapa faktor
diatas, serta menunjang kemajuan moral sang anak. Maka, orang tua bisa memilih
pondok pesantren untuk pendidikan sang anak.
Sehingga, akan
menjadi apa anaknya itu semua tergantung pada orang tuanya. Sebagaimana Allah
Swt. Berfirman “ sesungguhnya setiab anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka
kemudian orang tuanya lah yang membuat ia yahudi atau nasrani ”.
Oleh
: Mr.Saefull yusuf al-faaiz (Presma Demisioner STAIL Surabaya & Dewan Pertimbangan Halaqah BEM Pesantren)
0 komentar:
Posting Komentar