Muhammad Khalid
Telah
jauh lontaran pendapat para cendikiawan, yang mengatakan bahwa Islam akan
menguasai dunia secara ter organizer dengan rapi. Tapi kenyataannya sampai saat
ini islam dalam keadaan terpuruk dari segala bidang. Mengapa demikian..? perlu
kita ketahui bahwasanya aspek-aspek yang yang ada didalam Undang-Undang Agama
Islam sudah sedemikian rupa diatur secara prospektif. Baik yang telah terkaji
dalam Al-qur’an maupun Sunnahnya, dari segi pendidikan, ekonomi, sosialisasi
dan begitu pula dalam bidang politik, agama islam telah menyediakan
langkah-langkahnya dan peraturan-peraturan yang sangat indah. Dengan adanya
semua itu, umat islam masih merasa canggung dalam menjalankan metodelogi yang
sudah matang tersebut.
Siyasah…!
itulah yang sering dikatakan dalam medan dakwah Rosulullah dalam menaklukkan
kota-kota yang ada disekitar Mekkah dan Madinah. Dan kata siyasah itu pula yang
kita kenal saat ini dengan bahasa moderennya yang biasa diperbincangkan seluruh
manusia seantero dunia ini. Satu kata inilah yang dapat membumkan seluruh
penguasa dalam mejalankan misi kesejahteraan rakyat dan bangsanya.
Kata
Al-siyayah yang berartikan mengatur atau mengendalikan atau mengurus. Didalam
kata siyasah ini mengandung dua makna yaitu: tujuan yang akan dicapai dalam
melaului proses pengrealisasian, dan cara pengrealisasian dalam mencapai tujuan
tersebut. Dengan dua makna inilah yang bias kita tanggapi bahwasanya politik
adalah suatu pengendalian yang dilakukan seseorang dalam menggapai tujuannya
dalam beberapa metodelogi.
Mari
sejenak kita berkaca dalam sejarah Rosulullah dalam dakwahnnya pada saat
berperang. Setiap kali Beliau berhasil menaklukan musuh-musuhnya di medan
perperangan, Beliau pasti mendapatkan tawanan-tawanan dari perang tersebut.
Jika tawanan tersebut seorang laki-laki maka Beliau jadikan budak atau
dibebaskan. Sedangkan jika tawanan tersebut seorang perempuan dakalanya Beliau
jadikan budak atau dibebaskan atau dijadikan istri Beliau. Seperti yang terjadi
pada istri Beliau Shafiyah binti Huyai yang berasal dari yahudi kaum bani
Nadzir. Disitulah Rosulullah menikahi Shafiyah ketika dia menjadi tawanan
Beliau, dan Shafiyahpun masuk Islam dan diapun mengajak para kaum bani nadzir
untuk masuk islam, dan akhirnya mereka masuk islam. Disinilah yang bisa kita
tangggapi bahwasanya Rosulullah telah bermain politik dan beliaupun tidak
melarangnya selagi masih tetap prospek syariat Islam.
Ditengah
gencar-gencarnya arus globalisasi yang sangat tinggi pada zaman ini, perlu
halnya suatu siyasah atau politik yang kita umggulkan dalam memajukan bangsa
dan Agama Islam dalam pasar perekonomian dan pendidikan. Dengan itulah kita
bisa menyaingi negara-negara yang telah menguasai dunia pendidikan,
perekonomian dan lain-lainnya. Semua itu hanya bersumber, bagaimana kita
bermain politik dalam menjalankan segala aspek yang kita harapkan
kemenangannya. Sehingga segala sesuatunya bisa kita gunakan dalam perkembangan
islam dan bangsa pada tahun yang mendatang. Maka dari itu peran seorang santri
pada era ini perlu pendidikan politik yang sesuai dengan syariat islam dalam
mematangkan ilmu dakwah mereka pada saat ini. Dan tidak salah pula suatu
pesantren yang berani menyediakan pendidikan ini. Sehingga kita bisa mengetaui
kemapuan santri dalam bersosialisasi, berekonomi, berpolitik dan
berdakwah.disinilah kita dapat mencetak santri yang berkualitas. Mari kita
cetak generasi-generasi bangsa yang berkualitas.
Penulis adalah Mahasiswa Institut Agama Islam Darullughah Wadda'wah (INI DALWA) SKI / II
0 komentar:
Posting Komentar